Tempo Doeloe
Kamis, 28 Maret 2013
Manis Getir Garuda dan Naga
Merunut hubungan kerjasama indonesia dan tiongkok atau cina sejak berabad-abad telah terjalin dengan mengalami berbagai pasang surut. Di masa kuno, hubungan dagang telah terjalin antara kerajaan nusantara dengan dinasti tiongkok kemudian menjalar ke bidang-bidang lainnya.
Kendati masih menjadi perdebatan para ahli sejarah, ada sebagian kelompok menganggap para Wali Sanga yang berperan besar dalam syiar Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa merupakan etnis tionghoa, dan bukan berasal dari handaramaut dan pedagang gujarat.
Kehadiran misi kebudayaan Laksamana Ceng Ho ke nusantara tahun 1404 – 1409 melengkapi bukti keharmonisan yang terjalin saat itu. Memasuki era kemerdekaan 17 agustus 1945 tidak sedikit tokoh tionghoa yang ikut berjuang demi tegaknya kemerdekaan indonesia salah satu diantaranya bernama John Lie. Ia merupakan salah satu tokoh peranakan tionghoa dengan kapal The Outlaw-nya berhasil menembus blockade angkatan laut belanda untuk menukar barang-barang hasil bumi seperti tembakau, lada, cengkeh dengan perlengkapan senjata.
1 oktober 1949 Republik Rakyat Cina didirikan tokoh kharismatik Mao Zedong dan Indonesia negara pertama yang memberi pengakuannya. Hubungan baik ini terus terjalin dan makin dipertegas dengan pembukaan hubungan diplomatik antara indonesia dan cina meliputi kerjasama ekonomi dan kebudayaan pada tahun 1950.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar