Tempo Doeloe

Tempo Doeloe
Yang luput dari perhatian umum

Rabu, 03 April 2013

SUPERSEMAR VERSI KE-4 DITEMUKAN.





SUPERSEMAR sebuah akronim yang sampai detik ini selalu  memunculkan kontroversial dan menjadi tanda tanya dalam benak seluruh bangsa Indonesia.  Disebut kontroversial karena secarik kertas yang diberikan Presiden Sukarno kepada Suharto untuk melakukan penertiban sesaat setelah meletusnya Gerakan 30 September muncul dalam bermacam versi dengan jumlah kertas berbeda-beda.  Ada yang satu rangkap, ada yang rangkap dua bahkan beredar rumor ada pula yang rangkap tiga. Juga mengenai persoalan logo atau kop surat yang dipakai. 
Menjadi tanda tanya karena secarik kertas berharga dan bernilai tinggi yang membuat perubahan besar tatanan bangsa Indonesia hilang tanpa rimbanya seolah lenyap ditelan bumi.    Tak satu pun orang yang sempat menyaksikan bentuk fisik surat tersebut.  Dan yang beredar saat ini dan menjadi koleksi Arsip Nasional RI juga hanya dalam bentuk soft copy.  Sementara orang-orang yang terlibat langsung satu demi satu sudah meninggal dunia. 
Orang banyak berharap suatu ketika M. Yusuf, sebagai pelaku satu-satunya yang masih hidup mau mengungkap keberadaan surat tersebut.  Sayang, sampai Jendral M Yusuf meninggal tak satupun ucapan mengenai supersemar keluar dari bibirnya, bahkan memoir pun tidak ada.  Alhasil, supersemar makin menjadi gelap dan mengalami kebuntuan.
Tidak sedikit kalangan akademisi mencoba menyodorkan beragam teori soal supersemar.  Ada teori menyebut surat itu sudah dibakar untuk menghilangkan jejak bahwa suksesi kepemimpinan Indonesia dilakukan dengan cara kudeta diam-diam oleh militer.  Ada pula yang berteori surat itu disembunyikan disuatu tempat tersembunyi dan akhirnya benar-benar hilang, ada pula yang menduga surat itu disimpan oleh kalangan militer tertentu.
Tidak satu pun orang yang pernah melihat wujud fisik supersemar itu, kecuali para pelaku yang kini semuanya sudah meninggal dunia. Disaat terakhir, orang masih berharap Jendral M. Yusuf, salah satu pelaku yang menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor dalam biografinya akan mempublikasikan SP 11 Maret yang diklaim disimpannya.  Sayang, setelah beliau meninggal di dalam biografinya hanya ada foto copy SP 11 Maret yang banyak dinanti...dan PALSU PULA.
Adalah Nurinwa, mantan peneliti LIPI yang belum lama ini menemukan fisik surat dari SUPERSEMAR.    Surat berwarna coklat kekuning-kuningan dan sobek dibeberapa bagian ditemukan Nurinwan disebuah lokasi yang jauh dari dugaan banyak orang, yakni di makam panglima perang Majapahit di daerah Surabaya.  Puluhan tahun surat itu disimpan dan dirawat oleh sebuah keluarga yang leluhurnya masih memiliki darah trah Majapahit. Dan surat itu BELUM PERNAH DIPUBLIKASIKAN.
Tidak mustahil penemuan SUPERSEMAR ini akan kembali berdampak pada situasi politik tanah air secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar